Sabtu, 07 November 2015

Diadema Setosum-Bulu Babi

Created By: Ardi Wijaya 

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sesuai dengan perkembangan zaman dan era globalisasi, biologi pun semakin berkembang. Cakupan wilayahnya semakin lama semakin luas dan semakin berkembang. Keragaman pemahaman dan keragaman penelitian yang dihasilkan, memang telah memberi ruang lebar bagi munculnya keinginan di kalangan masyarakat untuk mengetahui segala hal mengenai keanekaragaman hewan yang dipelajari dalam ilmu zoologi.
Zoologi atau ilmu yang mempelajari tentang hewan terbagi menjadi dua, yaitu zoologi vertebrata di dalamnya mempelajari hewan-hewan yang memiliki tulang belakang dan zoologi invertebrata di dalamnya mempelajari hewan-hewan yang tidak memiliki tulang belakang.
Dalam hal ini kami akan membahas salah satu dari pembahasan dalam ilmu zoologi invertebrata yaitu filum echinodermata yang memiliki lima kelas di dalamnya. Dan tiap kelas memiliki ciri masing-masing sehingga menarik untuk dipelajari. Dalam pembahasan kali ini adalah mengenai bulu babi atau juga bias dikenal dengan landak laut yang merupakan salah satu spesies dari filum Echinodermata. Pembahasan mencakup tentang karakteristik, struktur anatomi dan morfologi, klasifikasi, habitat dari bulu babi, bagaimana bulu babi bereproduksi, serta perspektif islam dalam pembahasan mengenai bulu babi apakah terdapat manfaat yang dapat diambil dari bulu babi atau malah justru berbahaya sehingga menjadikan hukum dari hewan tersebut apakah halal atau haram untuk dikonsumsi, maka disinilah pembahasan itu perlu sebagai ilmu pengetahuan serta pengaplikasianannya.

B.     Rumusan Masalahh

1.      Bagaimana klasifikasi bulu babi/landak laut (Echinoidea) ?
2.      Bagaimana deskripsi dan karakteristik bulu babi (Echinoidea) ?
3.      Bagaimana struktur morfologi dan anatomi bulu babi (Echinoidea) ?
4.      Dimana habitat dari bulu babi (Echinoidea) ?
5.      Bagaimana cara bulu babi (Echinoidea) bereproduksi ?
6.      Apa saja manfaaat yang diambil dari bulu babi (Echinoidea) ?
7.      Bagaimana perspektif islam mengenai bulu babi ?
C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui deskripsi dan klasifikasi bulu babi (Echinoidea)
2.      Untuk mengetahui karakteristik bulu babi
3.      Untuk mengetahui struktur morfologi da anatomi bulu babi
4.      Untuk mengetahui dimana habitat dari bulu babi
5.      Untuk mengetahui bagaimana reproduksi dari bulu babi
6.      Untuk mengetahui apa saja manfaat dari bulu babi
7.      Untuk mengetahui perspektif islam mengenai bulu babi
























BAB II
PEMBAHASAN

A. Klasifikasi Bulu Babi
Kingdom         : Animalia
Phyllum           : Echinodermata
Class                : Echinodea
Ordo                : Cidaroidea
Familly            : Diadematidae
Genus              : Diadema
Spesies             : Echinoidea
                                                                                    Gambar 1.1 Bulu Babi/Landak laut
B. Deskripsi dan Karakteristik Umum Bulu Babi (Echinoidea)
Bulu babi termasuk Filum Echinodermata, bentuk dasar tubuh segilima. Mempunyai lima pasang garis kaki tabung dan duri panjang yang dapat digerakkan. Kaki tabung dan duri memungkinkan binatang ini merangkak di permukaan karang dan juga dapat digunakan untuk berjalan di pasir. Cangkang luarnya tipis dan tersusun dari lempengan-lempengan yang berhubungan satu sama lain. Echinoidea merupakan satu diantara jenis bulu babi yang terdapat di Indonesia yang mempunyai nilai konsumsi.
Echinoidea termasuk dalam kelompok echinoid beraturan (regular echinoid), yaitu echinoid yang mempunyai struktur cangkang seperti bola yang biasanya sirkular atau oval dan agak pipih pada bagian oral dan aboral. Permukaan cangkang di lengkapi dengan duri panjang yang berbeda-beda tergantung jenisnya, serta dapat digerakkan.
Durinya amat panjang, lancip seperti jarum dan sangat rapuh. Duri-durinya terletak berderet dalam garis-garis membujur dan dapat digerak-gerakkan, panjangnya dapat mencapai ukuran 10 cm dan lebih. Penyelam yang tidak menggunakan alas kaki mudah sekali tertusuk durinya sehingga akan sedikit merasakan demam karena bisa pada duri tersebut, racunnya sendiri dapat dinetralisir dengan amonia, perlakuan asam ringan (jeruk lemon atau cuka). Berdasarkan bentuk tubuhnya, kelas Echinodoidea dibagi dalam dua subkelas utama, yaitu bulu babi beraturan (regular sea urchin) dan bulu babi tidak beraturan (irregular sea urchin).
Tubuh bulu babi sendiri terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian oral, aboral, dan bagian diantara oral dan aboral. Pada bagian tengah sisi aboral terdapat sistem apikal dan pada bagian tengah sisi oral terdapat sistem peristomial. Lempeng-lempeng ambulakral dan interambulakral berada diantara sistem apikal dan sistem peristomial. Di tengah-tengah sistem apikal dan sistem peristomial termasuk lubang anus yang dikelilingi oleh sejumlah keping anal (periproct) termasuk diantaranya adalah keping-keping genital. Salah satu diantara keping genital yang berukuran paling besar merupakan tempat bermuaranya sistem pembuluh air (waste vascular system). Sistem ini menjadi cirri khas Filum Echinodermata, berfungsi dalam pergerakan, makan, respirasi, dan ekskresi. Sedangkan pada sistem peristomial terdapat pada selaput kulit tempat menempelnya organ “lentera aristotle”, yakni semacam rahang yang berfungsi sebagai alat pemotong dan penghancur makanan. Organ ini juga mampu memotong cangkang teritip, molusca ataupun jenis bulu babi lainnya, Di sekitar mulut bulu babi beraturan kecuali ordo Cidaroidea terdapat lima pasang insang yang kecil dan berdinding tipis (Ratna 2002)
Hewan unik ini juga memiliki kaki tabung yang langsing panjang, mencuat diantara duri-durinya. Duri dan kaki tabungnya digunakan untuk bergerak merayap di dasar laut. Ada yang mempunyai duri yang panjang dan lancip, ada pula yang durinya pendek dan tumpul. Mulutnya terletak dibagian bawah menghadap kedasar laut sedangkan duburnya menghadap keatas di puncak bulatan cangkang. Makanannya terutama alga, tetapi ada beberapa jenis yang juga memakan hewan-hewan kecil lainnya (Nontji, 2005).
Pada umumnya bulu babi berkelamin terpisah, dimana jantan dan betina merupakan individu-individu tersendiri (gonochorik/dioecious). Spesies gonochorik secara khusus memiliki rasio seks sendiri dan jarang bersifat hemafrodit. Munculnya hemafrodoitisme pada Tripneustes gratilla adalah 1 dari 550 individu. Pembelahan bulu babi terjadi secara eksternal, dimana sel telur dan sel sperma di lepas ke dalam air laut di sekitarnya, Gonad jantan dan betina pada bulu babi juga sulit dibedakan tanpa menggunakan mikroskop. Secara kasar hanya warna yang digunakan untuk membedakan gonad. Misalnya pada bulu babiParacentrotus livindus, gonad jantan berwarna kuning sedangkan betina berwarna orange.
Dalam penelitian Gunarto dan Setiabudi di perairan Pulau Barang Lompo, Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan, didapati ukuran bulu babi terbesar memiliki kisaran tinggi cangkang 50-61 mm, diameter cangkang 86-94 mm, berat total 148-331 g. Sedangkan ukuran bulu babi terkecil dengan ukuran tinggi cangkang 27,2-36,4 mm, diameter cangkang 47,4-66,0 mm, dan berat total 41,4-110,9 g. (Gunarto dan Setiabudi 2002)
Bulu babi termasuk organisme yang pertumbuhannya lambat. Umur, ukuran, dan pertumbuhan tergantung kepada jenis dan lokasi. bulu babi jenisTripeneuste gratilla yang dipelihara di laboratorium di Taiwan mengalami metamorfos pada umur 30 hari. PertumbuhanTripneustes gratilla sangat cepat pada awal perkembangannya, tetapi jumlahnya terbatas. Hal ini diduga erat kaitannya dengan banyaknya predator yang dialami oleh hewan berukuran kecil. Setelah mencapai umur tertentu, cangkangnya sudah cukup kuat sehingga jumlah predator yang dapat menyerang dan memecahkan cangkangnya berkurang.

C. Struktur Morfologi dan Anatomi Bulu Babi (Echinoidea)
Morfologi Bulu babi ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu
  1. Bagian oral  yang terletak dibawah dimana bagian bawah bulu babi ini terdapat  mulut
  2. Aboral  yang terletak di bagian atas tubuh bulu babi yang terdapat anus, madreporit,dan lubang kelamin
  3. Bagian samping
Pada mulanya, bulu babi sering terlihat sessile (diam), yaitu. tidak mampu untuk yang bergerak. Kadang-kadang tanda kehidupan yang paling menyolok adalah tulang belakang, yang dipasang pada dasar ke sendi peluru dan dapat menunjuk ke segala arah.
Kebanyakan bulu babi, sentuhan cahaya menimbulkan gerakan dan reaksi yang dapat terlihat dari tulang belakang, yang memusat ke arah titik yang disentuh. Bulu babi tidak punya mata yang dapat melihat, kaki, atau alat bergerak, tetapi dapat bergerak dengan bebas di atas permukaan atas pertolongan pelekatan kaki tabungnya, bekerja bersama dengan tulang belakang.
Diatas permukaan mulut bulu babi yaitu lokasi pertengahan mulut dapat menyusun lima gigi kalsium karbonat yang dipersatukan atau jaws, dengan struktur seperti lidah di dalam. Keseluruhan organ pengunyahan dikenal sebagai Lentera Aristotle's, nama yang berasal dari deskripsi akurat Aristotle's dalam Story of Animals nya: Bulu babi mempunyai apa yang disebut kepala dan mulut menurun, and ditempatkan untuk isu residu atas di atas. Bulu babi juga mempunyai, lima gigi berongga di dalam, dan pada pertengahan gigi ini terdapat unsur gemuk yang melayani lidah. Kemudian kerongkongan, dan kemudian perut, dibagi menjadi lima bagian, dan terisi dengan kotoran ekskresi, semua lima bagian dipersatukan pada lubang anal, di mana kulit dilubangi untuk suatu saluran pembuangan... Pada kenyataannya anggota mulut bulu babi berlanjut dari suatu akhir ke lain, tetapi pada penampilan luar tidak demikian, tetapi kelihatan seperti suatu lentera tanduk dengan kaca tanduk dihilangkan.
Bulu babi membangun spicules, dari kristal yang tajam "tulang" itu yang mendasari endoskeleton pada fase larval. Spicule secara penuh dibentuk terdiri atas kristal tunggal dengan marfologi tidak biasa. tidak punya segi dan di dalam 48 jam dari asumsi pembuahan menjadi bentuk yang terlihat sangat mirip dengan Logo Mercedes-Benz.
Tulang belakang, dalam beberapa jenis adalah panjang dan tajam, berfungsi untuk melindungi bulu babi dari pemangsa. Tulang belakang dapat menimbulkan luka menyakitkan pada manusia jika terinjak diatasnya, tetapi tidak berbahaya serius, dan tidak dijelaskan bahwa tulang belakang sangat beracun (tidak sama dengan pedicellariae antara tulang belakang, yang beracun). Bulu babi secara khas mempunyai tulang belakang yang panjangnya antara 1 sampai 3 cm, tebal 1 sampai 2 mm, dan tidak tajam. Diadema Antillarum, umum dikenal dengan Caribbean, mempunyai tulang belakang tipis, berpotensi berbahaya yang dapat mencapai panjang 10 sampai 30 cm. Beberapa tulang belakang bulu babi adalah beracun.( Prasetyo,2015 )
Biologi Bulu Babi                             Gambar 1.2 Anatomi Bulu babi
D. Habitat Bulu Babi (Echinoidea)
Makanan Bulu babi sebagian besar adalah ganggang, tetapi dapat juga hidup dengan cakupan luas dari hewan tak bertulang punggung seperti kupang, spons / bunga-karang, bintang rapuh dan crinoids. babi adalah salah satu dari makanan favorit berang-berang laut dan juga sumber nutrisi utama untuk ikan belut serigala. Jika tidak dikendalikan, bulu babi akan merusak lingkungan yang diciptakan oleh ahli biologi yang disebutsea urchin barren, tanpa macroalgae dan asosiasi fauna. Di mana berang-berang laut direintrodusikan di British Columbia, kesehatan ecosystem pantai meningkatkan secara dramatis. Echinodermata merupakan hewan yang hidup bebas.Makanannya adalah kerang, plankton, dan organisme yang mati.Habitatnya di dasar air laut, di daerah pantai hingga laut dalam.
Bulu babi adalah salah satu dari model organisme tradisional dalam pengembangan biologi. Penggunaan bulu babi didalam konteks ini memulai dari era 1800an, ketika pengembangan embrio dari bulu babi mudah diamati dengan mikroskop. Bulu babi merupakan jenis pertama di mana sel sperma terbukti berperan penting didalam reproduksi oleh pembuahan sel telur. ( Barnes, Robert D.1982 )

E. Reproduksi Bulu Babi (Echinoidea)
Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan dan betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah dibuahi akan membelah secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya berkembang menjadi gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva atau disebut juga bipinnaria berbentuk bilateral simetri. Larva ini berenang bebas di dalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria, lalu mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa bentuk tubuhnya berubah menjadi radial simetri

F. Peranan Bulu Babi (Echinoidea)
Bagian dari bulu babi yang biasa dimanfaatkan adalah gonad atau telurnya, baik gonad jantan maupun gonad betina. Bulu babi beraturan mempunyai lima gonad yang tergantung sepanjang bagian dalam interambulakral pada daerah aboral. Tergantung lingkungan dan faktor genetik, bulu babi muda dapat mencapai kematangan seksual sekitar 1-2 tahun setelah beralih dari fase larva ke fase juvenil. Tripneutes gratilla dari Bali mengalami matang kelamin pertama kali pada umur 2.5 tahun. Setelah itu produksi gonadnya menurun. Hal ini ditemukan juga pada kelas echinoidea lainnya.
Gonad yang matang berukuran sangat besar, mengisi ruang yang kosong diantara untaian usus dan meluas mulai pertengahan aboral hingga mencapai lentera Aristotle, Umumnya gonad yang matang bertekstur lunak dan berlendir. Telur seperti ini tidak diinginkan sebagai produk perikanan. Telur atau gonad yang dikehendaki adalah yang bertekstur kompak, dimana kondisi ini terjadi pada saat fase pijah lanjut.
Pemanenan bulu babi sebaiknya dilakukan pada saat indeks kematangan gonad mencapai maksimal atau sebelum musim pemijahan. Secara teoritis hewan yang boleh ditangkap sebaiknya adalah yang pernah memijah minimal satu kali agar hewan dapat berkembang biak sebelum tertangkap, California bulu babi merah (Strongylocentrotus fransciscanus) baru dapat dipanen setelah berumur antara 5-8 tahun. Sedangkan di daerah Shetland pemanenan Echinus esculentus biasanya dilakuka mulai akhir Desember sampai akhir Februari, tepatnya sebelum musim pemijahan, Berat bulu babi biasanya mencapai 25% dari total berat tubuhnya, tergantung kepadatan populasi dan tersedianya cukup makanan di alam (Darsono 1986 dalam Ratna 2002).
Sebagian besar negara-negara di Amerika dan Eropa telah mulai mengembangkan budidaya jenis ini. Meskipun dalam perkembangannya, terlihat jelas adanya perbedaan mencolok antara produk tangkapan di laut dan telur dari hasil budidaya. Perbedaan itu utamanya terletak pada warna dan tekstur telur yang dihasilkan. Warna dan tekstur adalah dua faktor penentu dalam kualitas dan harga bulu babi. Bulu babi yang diberi pakan buatan dapat menghasilkan telur yang besar namun warna telur yang dihasilkan pucat (pale), sementara warna telur bulu babi tangkapan alam jauh lebih kuning kemerahan. Hal ini berpengaruh terhadap harga jual. (Pearce dkk 2004)
Cangkang dari jenis bulu babi tertentu dilapisi oleh pigmen cairan hitam yang stabil. Cairan ini dapat digunakan sebagai pewarnaan jala dan kulit. Cangkang dari bulu babi juga diminati sebagai barang perhiasan. Sedangkan organ dari sisa pengolahan bulu babi biasanya berupa cangkang dan organ dalam (jeroan) dapat diproses lebih lanjut menjadi pupuk.
Umumnya gonad bulu babi dijual dalam keadaan segar, karena memiliki nilai paling tinggi. Beberapa kriteria kualitas gonad yang memengaruhi harga beli di pelelangan adalah jenis, negara asal, warna, tekstur, ukuran, rupa, kesegaran, dan rasa. Diantara kriteria tersebut warna, kesegaran dan negara asal merupakan faktor terpenting dalam menentukan harga. Berdasarkan warnanya, mutu gonad bulu babi dapat dikelompokkan menjadi mutu sangat baik (Grade A) dengan gonad berwarna kuning atau orange terang, mutu baik (Grade B) dengan warna gonad merah muda atau kuning pucat (krem) dan mutu jelek (reject) dengan gonad berwarna (Ratna 2002).

G. Bulu Babi dalam Perspektif Islam
Telah kita ketahui bahwa bulu babi termasuk kedalam hewan yang hidup di perairan laut dalam. Al quran secara jelas memberikan peluang kepada manusia untuk menikmati kekayaan yang ada di dalam laut. Dari 6.236 ayat dalam al quran sedikitnya ada 32 ayat yang membicarakan tentang laut dalam berbagai dimensinya yaitu ada yang sebagai metaphor keluasan ilmu-Nya, ada yang menunjukan kewilayahan dalam aktifitas dan tempat yang penuh resiko bagi yang ada di dalamnya kecuali dengan penguasaan dari Allah SWT. Dan beberapa ayat yang secara khusus mengisyaratkan untu pemanfaatannya, demi kemakmuranpenduduk negeri. ( wahyu,2013 )
            Sebagaimana dijelaskan pada Q.S Al-Maidah : 96 :
                        أُحِلَّ لَكُمْ صَيْدُ الْبَحْرِ وَطَعَامُهُ مَتَاعًا لَكُمْ وَلِلسَّيَّارَةِ وَحُرِّمَ عَلَيْكُمْ صَيْدُ الْبَرِّ مَا دُمْتُمْ حُرُمًا
Dihalalkan bagimu binatang buruan laut (yang ditemukan dalam keadaan hidup) dan yang ditemukan dalam keadaan bangkai sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram.” (QS. Al Maidah: 96)
Yang dimaksud “shoidul bahr” adalah hewan air yang ditangkap dalam keadaan hidup. Sedangkan yang dimaksud “tho’amuhu” adalah hewan air yang ditemukan dalam keadaan sudah mati. Ayat tersebut menerangkan (yang artinya), “Dihalalkan bagimu binatang buruan laut (yang ditemukan dalam keadaan hidup)”. Secara tekstual (zhohir ayat), tidak ada yang mengalami pengecualian dalam ayat tersebut. Karena “shoid” dalam ayat tersebut adalah mufrod mudhof. Sedangkan berdasarkan kaedah mufrod mudhof menunjukkan umum (artinya: seluruh tangkapan hewan air adalah halal, pen).
Pertanyaan: Apakah dibolehkan memakan kura-kura, kuda laut, buaya, landak laut? Ataukah hewan-hewan tersebut haram dimakan?
Jawaban: Landak laut halal untuk dimakan. Hal ini berdasarkan keumuman ayat,
قُلْ لَا أَجِدُ فِي مَا أُوحِيَ إِلَيَّ مُحَرَّمًا عَلَى طَاعِمٍ يَطْعَمُهُ إِلَّا أَنْ يَكُونَ مَيْتَةً أَوْ دَمًا مَسْفُوحًا أَوْ لَحْمَ خِنْزِيرٍ فَإِنَّهُ رِجْسٌ أَوْ فِسْقًا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ
Katakanlah: “Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi – karena sesungguhnya semua itu kotor – atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah.” (QS. Al An’am: 145).
Hukum asal segala sesuatu adalah halal sampai ada dalil yang menyatakannya haram.

Adapun yang dapat saya simpulkan adalah dalam Al-qur’an yang dibahas disini tidak menuju langsung kepada bulu babi,tetapi golongan bulu babi tersebut, yang termasuk kedalam hewan laut sehingga pembahasan yang dituju dalam pandangan ataupun perspektif islam adalah diperbolehkannya atau tidak mengkonsumsi hewan tersebut atau boleh dikatakan halalkah atau haram, seperti yang dijelaskan dari ayat yang diatas adalah semua hewan yang dilaut itu halal menurut pendapat ulama malikiyah tetapi ada juga yang berpendapat ada hewan laut tertentu yang tidak boleh dan haram untuk dimakan, ini menurut sebagian ulama lain. Jadi, hukum memakan hewan air ( yang hanya hidup didalam air) itu adalah halal begitupun dengan hukum asalnya hewan hidup di dua alam ( air dan darat ) adalah halal  Kembali kepada permasalahan di atas yaitu pada bulu babi atau landak laut telah kita ketahui terdapat manfaat juga bagi kesehatan dan tidak menimbulkan bahaya bahkan sudah dibudidayakan oleh kebanyakan masyarakat sebagai produk makanan hingga pemanfaatan cangkang bulu babi sebagai hiasan.
Intinya adalah Allah SWT menghalalkan untuk kalian berburu binatang laut bahkan mengkonsumsinya, hal ini menunjukan adanya larangan tidak menutup kemungkinan bagi manusia untuk mmanfaatkan hewan laut karena dalam hal makanan masih banyak makanan lain yang dihalalkan oleh Allah swt, pada dasarnya Allah swt terkadang menutup satu jalan tetapi membuka jalan jalan yang lain supaya pola berfikir manusia itu berkembang dalam memanfaatkan segala yang ada di muka bumi ini termasuk keanekaragaman yang ada didalam laut.









BAB III
KESIMPULAN
1.      Bulu babi/landak laut (Echinoidea) merupakan salah satu kelompok hewan avertebrata yang merupakan salah satu speesies dari filum Echinodermata Echinodermata adalah kelompok hewan avertebrata (tidak bertulang belakang) yang permukaan tubuhnya diselubungi oleh kulit yang berduri. Kata Echinodermata berasal dari bahasa Latin, yaitu echinus (duri) dan derma (kulit).
Tubuh bulu babi sendiri terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian oral, aboral, dan bagian diantara oral dan aboral. Pada bagian tengah sisi aboral terdapat sistem apikal dan pada bagian tengah sisi oral terdapat sistem peristomial.
2.      Bagian dari bulu babi yang biasa dimanfaatkan adalah gonad atau telurnya, baik gonad jantan maupun gonad betina,serta cangkang bulu babi yang digunakan sebagai perhiasan, Sedangkan organ dari sisa pengolahan bulu babi biasanya berupa cangkang dan organ dalam (jeroan) dapat diproses lebih lanjut menjadi pupuk.
3.      Dalam perspektif islam segala hewan yang ada didalam laut hukumnya halal yaitu diperbolehkan, hal ini sesuai dengan Q.S Al-Maidah ayat 96, dan juga halal menurut pendapat ulama malikiyah dah syafi’iyah.










DAFTAR  PUSTAKA
Barnes,Robert D. (1982). Invertebrate Zoology. Philadelphia, PA: Holt-Saunders       International
Darsono P dan Toso A V. 1987. Umur dan Pertumbuhan Bulu Babi Echinoidea Leske di Perairan Terumbu karang Gugus Pulau Pari, Pulau-Pulau Seribu. Jakarta : Puslitbang Oseanologi LIPI
Gunarto dan Setabudi E. 2002. Perkembangan Gonad Bulu Babi (Tripneustes gratilla) di Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan. Jakarta : Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan.
Nontji A. 2005. Laut Nusantara. Jakarta : Djambatan
Pearce dkk .2004.http://www.beritaiptek.com. Diakses pada 23-09-2015 pukul 22.00
Prasetya,Danar.2015.http://danarprasetyo-scientific.blogspot.co.id/2011/11/bulu-babi.html. Diakses pada 23-09-2015 pukul 22.00
Ratna F D. 2002. Pengaruh penambahan gula dan lama fermentasi terhadap mutu pasta fermentasi gonad bulu babi Echinoidea dengan Lactobacillus plantarum sebagai kultur starter [skripsi]. Bogor : Departemen Teknologi Hasil Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar